Laporan Hasil
Perjalanan Kuliah Lapangan
Museum TB Silalahi Center
(Jl. DR. Tb Silalahi No. 88, Desa Pagar Batu,
Kec. Balige, Toba Samosir,Sumut)
A.Laporan
Perjalanan ke Museum TB Silalahi Center
Kami berangkat bersama
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sejarah Indo 3 dari Medan pada tanggal 31 Oktober
2015 pada pukul 07.30 dan sampai ke museum TB Silalahi di Balige sekitar pukul
15.00 .Sesampainya kami disana kami masuk di Museum dan melihat isi Museum yang
merupakan koleksi barang pribadi TB Silalahi dan Tentang sejarah dan biografi
TB Silalahi serta Jejak Langkah kehidupan Bapak TB Silalahi.Dan di samping Museum
TB Silalahi Center terdapat Museum Batak yang kami baca didepan ketika mau
masuk Museum ini diresmikan pada tanggal 18 Januari 2011 oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai museum Batak. Museum Batak TB Silalahi Center
dibangun dengan tujuan menyatukan 6 puak Batak di Sumatera Utara yaitu puak
Batak Toba, Puak Simalungun, Puak Pakpak, Puak Mandailing, Puak Angkola dan
Puak Karo. Museum Batak TB Silalahi Center mempunyai koleksi artefak Batak dari
keenam puak Batak tersebut.Dan setelah mengelilingi Museum TB Silalahi kami
melanjutkan perjalanan kami mengunjungi Pengasingan Soekarno yang berada di
Parapat sampai pukul 19.00.Setelah itu sehabis Mahgrib kami melanjutkan
perjalanan pulang ke Medan dan sampai di Medan sekitar pukul 01.00 WIB
B.Mengenal Sosok TB Silalahi dari
hasil Kunjungan ke Museum TB
Silalahi Center.
Tiopan
Bernhard Silalahi dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 17 April 1938.
Ayahnya adalah seorang supir pibadi seorang Belanda yang menjabat sebagai
kepala perkebunan di daerah Sidamanik dan Tiga balata. Pada umur tiga tahun,
keluarga TB Silalahi pindah ke kampung halaman mereka Pagarbatu Balige yang
merupakan wilayah tempat dibangunnya Museum TB Silalahi Center.Dan ayahnya
meninggal pada saat umurnya 5 tahun.Selama ayahanda beliau dalam perawatan
sampai meninggal, kehidupan TB. Silalahi kecil hidup dalam serba kekurangan
karena seluruh harta terpaksa harus dijual untuk membiayai pengobatan ayahanda
tercinta ditengah-tengah sulitnya kehidupan pada saat itu.Ibunda tercinta yang
sedang mengandung adik bungsunya terpaksa menjadi buruh pemecah batu bagi
perintah Jepang yang sedang membuka jalan.
Penderitaan TB. Silalahi kecil
berlanjut hingga beliau masuk ke Sekolah Rakyat yang membuatnya berbeda dengan
anak-anak yang lain pada saat itu, beliau terpaksa harus menahan lapar saat
menggembalakan kerbau dan memakan harimonting(Tumbuhan khas Danau Toba)dan
serangga untuk sekedar mengganjal perut, tetapi seiring dengan menyerahnya
Jepang terhadap Sekutu dan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, kehidupan
keluarga TB. Silalahi kecil sedikit membaik karena ibunda tercinta mempunyai
kesempatan berdagang beras ke Sumatera Timur khususnya ke Medan, dan sebaliknya
membawa barang-barang kelontong dari Medan untuk dijual di Balige. Keluarga TB.
Silalahi kecil kembali mengalami penderitaan ketika Ibunda tercinta dirampok
oleh pasukan liar di Batu Lubang, seluruh barang dagangannya dirampas berikut
uang yang merupakan modal usaha. Kondisi ini memaksa TB. Silalahi kecil
untuk berjuang bersama orangtua dengan membantu berjualan di pasar setiap hari
Jumat. Karena tidak mau merepotkan sang ibu TB. Silalahi kecil juga bekerja
sebagai penjual es cendol, mencuci mobil, menjadi kacung tenis, mencap kertas
rokok untuk sekedar membiayai sekolah dan hidup mandiri, hal itu berlanjut
hingga beliau duduk di bangku SMP bag B di Balige dan SMA Negeri
Soposurung yang membentuknya menjadi
manusia yang berjiwa besar dan mandiri dan menjadi Manusia Sejati.
Dengan harapan masa depan yang
cemerlang dia merantau ke Jawa melanjutkan ke Perguruan Tinggi ITB jurusan
Arsitektur, beliau terinspirasi oleh Presiden Soekarno yang juga alumni dari
Teknik Sipil ITB. Tetapi tersendatnya biaya kuliah karena sulitnya kehidupan di
kampung halaman memaksa TB. Silalahi untuk mengubur impiannya menjadi seorang
arsitek.Hingga ia memilih menjadi prajurit yang juga salah satu impian masa
kecilnya. dan TB. Silalahi berhasil lolos seleksi dan menjadi Taruna
Militer selama 3 tahunm ( 1958 – 1961 ) Akademi Militer Nasional ( AMN ) di
Magelang.
Pengabdian di bidang militer diawali
sebagi Danton Yonkav 4 Siliwangi dalam operasi Kamdagri di Jawa Barat (1962),
Wadanki dalam operasi Kamdagri di Sulawesi Selatan (1963-1965) bersamaan dengan
operasi Dwikora. Danyonkav 8 Tank Kostrad (1972), ke Timur Tengah sebagai
pasukan PBB pada perang Oktober 1973 antara Israel dan Mesir sebagai Camp
Commandant UNEF Middle East di Kairo. Dosen Sesko AD (1974), Asops Kasdam XVI
Hasanuddin di Ujung Pandang (1978), Kasdam IV Diponegoro (1984) dan Asisten
Perencanaan dan Anggaran KASAD (1986) dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Sejalan dengan penugasannya, TB Silalahi
memanfaatkan waktunya dengan mengikuti pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Padjajaran Bandung sampai sarjana muda (1968) dan mendapatkan S1 pada Sekolah
tinggi Hukum Militer dengan predikat Cumlaude (1995). Atas prestasinya dalam
bidang pemerintahan dan sosial, ia beroleh gelar Doctor Honoris Causa dari
Universitas Gregorio Araneta, 8 agustus 1996 di Manila, Filipina. Karir
militernya dilanjutkan dengan tugas karya sebagai Sekretaris Jenderal
Departemen Pertambangan dan Energi (1988).Pada masa Pemerintahan Presiden
Soeharto (1993), Kabinet pembangunan VI, Ia mendapat kepercayaan menjabat
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan
Jenderal TNI. Tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat TB
Silalahi menjadi penasehat presiden yang kemudian pada tahun 2006 menjadi
Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan pada tahun 2007 diangkat menjadi
anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dalam bidang pertahanan dan
keamanan sampai sekarang.
TB
Silalahi dikenal juga dengan gurunya para jenderal gelar itu diberikan Jenderal
Wiranto karena Sebagai guru, TB tidak ada tandingannya ketika TB mengajar ke
Pusat Pendidikan Kavaleri di Purabaya. Satu daerah pegunungan kapur di Jabar
yang jauh dari Bandung.Dan TB juga pernah menjadi anak emas Jenderal M. Jusuf.
Mulanya dari kunjungan Menhankam/Pangab yang putera asli Makassar itu ke
Makassar setelah meredanya kerusuhan anti-Tionghoa di sana. Jenderal Jusuf
begitu senangnya kerusuhan tersebut berhasil diselesaikan dengan cepat.
Dan
TB Silalahi juga diangkat menjadi warga kehormatan Bugis oleh Masyarakat Kabere
sebagai ungkapan rasa terima kasih karena kehadiran tentara menimbulkan rasa
aman di desa mereka pada saat TB Silalahi TB Silalahi sebagai Wadanki di
Sulawesi Selatan
Dan
beliau juga mendirikan sekolah Yayasan Soposurung), berupa sebuah asrama yang
menampung siswa/i lulusan SMP yang terpilih melalui seleksi yang ketat untuk
melanjutkan pendidikan di jenjang SMA, setiap tahun 40 orang putra-putri
terbaik bonapasogit (sejak 2008 menjadi 80 orang) digembleng mental dan
karakternya disamping mengikuti pendidikan formal di sekolah (SMAN 2 Balige).
Konsep ini dikenal dengan istilah SMA Plus yang kemudian ditetapkan oleh
Presiden Soeharto sebagai sekolah percontohan di seluruh Indonesia.
Daftar Struktur Riwayat
Hidup Tiopan Bernhard Silalahi
A.Di bidang Militer
Akademi
Militer Nasional Magelang (1958 – 1961)
Kupaltu
Kav (setingkat Kursus Dan Ki), lulus terbaik (1965)
Kursus
Guru Perang Nuklir Biologi dan Kimia, lulus terbaik (1966)
Suslapa
Kav ( Kursus Dan Yon), lulus terbaik
Seskoad
(1971-1972)
Defence
Management Course, Monterey (USA) (1976)
Sesko
ABRI, lulus terbaik (1977)
International
Peace Keeping Training, Wina, Austria (1979)
B.Kepemimpinan Nasional
Lemhannas
KRA XVI, lulus terbaik, Bintang Seroja/Garuda (1983)
C.Riwayat Pendidikan
Umum
Sekolah
Rakyat Balige
SMP
Bagian B Soposurung Balige
SMA
Bagan B Soposurung Balige
Sarjana
Muda Hukum Univ. Padjajaran, Bandung (1966 – 1969)
Executive
Program, Stanford University USA, National University of Singapore (1992)
Sarjana
Hukum STHM, Jakarta, Cum Laude (1996 – 1997)
Doctor
HC, Gregorious ArenataUniversity, Manila dalam bidang Administrasi Negara
(1997)
D.Riwayat Jabatan
Yonkav
8/Kostrad (1972)
Camp
Commandant UNEF/HQ, Cairo/Mesir (1974)
Dosen
Seskoad (1975)
Kasdam
VII/Diponegoro (1985)
Asrena
Kasad (1986)
Sekjen
Departemen Pertambangan dan Energi (1988)
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (1993 – 1998)
Dosen
Senior Lemhannas (2000 – sekarang)
Dosen
Tamu SESKO ABRI, SESKOAD, SESKOAL, SESKOAU, SESPIM POLRI (2000-sekarang )
Komisaris
Utama di berbagai perusahaan Nasional dan Internasional(1990 – sekarang Ketua
Dewan Pembina Yayasan Soposurung (1990 – sekarang)
Ketua
Dewan Kehormatan Yayasan Pondok Pesantren Tradisional Indonesia dan Yayasan
Pengembangan Pondok Pesantren Tradisional Indonesia di Bandung (2004 –
sekarang)
Penasehat
Khusus Presiden RI (2004 – 2006)
Utusan
Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah (2006-sekarang)
Anggota
Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hankam (2007 – sekarang)
Tiopan
Bernhard Silalahi (T.B. Silalahi) memang bukan seorang Jenderal Besar. Sebuah
jenjang kepangkatan tertinggi dalam TNI AD yang ditandai dengan lima bintang
emas di pundak. Dalam sejarah militer Indonesia hanya Pak Harto, Pak Nas dan
Pak Dirman yang memiliki kehormatan besar menggunakan pangkat ini. Pensiun
dengan tiga bintang di pundak kini TB Silalahi adalah pengajar dan anggota
Dewan Pertimbangan Presiden di bidang hankam.
Komentar
Posting Komentar