Kehidupan masyarakat India

Kehidupan Masyarakat India [1]
Nurcintama Purba
 


1.Gambaran Umum Masyarakat India
            India terletak di asia selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua, india merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan bersejarah. India sering disebut dengan sub continent / anak benua, luas sekitar 600.000 mil. Perkembangan sejarah Asia Selatan terutama India sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Tetapi baru ketika setelah kedatangan bangsa Arya, pengkajian sejarah Asia Selatan kelihatan lebih nyata. India salah satu pusat peradaban dunia pada masa lampau, selain Cina dan Timur Tengah dan juga Eropa. Letak peradaban terbesar bangsa India adalah teletak di Mohenjodaro dan Harapa. Letak Mohenjodaro dan Harappa sendiri kurang lebih 800 km[2]. Suku asli India adalah bangsa Dravida,yang kemudian eksistensinya sedikit demi sedikit tergusur loleh kedatangan bangsa Arya dari Asia Barat[3].
            Pasca kedatangan bangsa Arya inilah proses asimilasi budaya di India berkembang, terutama adalah munculnya agama Hindu di India. Sebelum secara resmi agama Hindu berkembang, telah terjadi kontak antara bangsa Dravida dan Arya, tetapi pada akhirnya bangsa Dravida memilih tiga opsi yaitu; kelompok pertama adalah mereka yang menolak kedatangan bangsa arya dan melawannya sampai kalah. Kelompok kedua adalah yang kemudian menyingkir ke wilayah lain yaitu Deeccan dan Bihar, sedangkan kelompok ke tiga adalah mereka yang kemudian melakukan percampuran dengan ras pendatang, ras Arya, dan untuk selanjutnya melahirkan kebudayaan baru di India. 
2. Kedatangan Bangsa Arya
            Awalnya India dihuni oleh bangsa Dravida dan datanglah bangsa Arya dari asia Barat. Nama Arya berarti bangsawan atau tuan, yang terdapat dalam bahasa persia dan india. Perpindahan Bangsa Arya di India terjadi bertahap-tahap, dan tidak terjadi langsung dengan gelombang besar. Waktu yang dibutuhkan juga membutuhkan waktuyang berabad-abad, itu pun sambil membawa keluarga mereka. Kedatangan bangsa Arya di India telah memberi pengaruh besar dalam sejarah.Percampuran budaya yang telah dihasilkan oleh percampuran bangsa Arya dan Dravida tersebut, atau yang kemudian sering dengan kebudyaan Indo-arya. Pengaruh selanjutnya dari budaya Indo-arya adalah munculnya berbagai budaya seperti Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal sacral lainnya. Selain itu adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang menjadi agama terbersar di India sampai sekarang.
3.Ajaran Agama di Masyarakat India
            Penduduk India adalah penduduk terbanyak ke-dua setelah Cina dengan penduduk yang menyebar di setiap wilayah,dan menganut agama dan  kepercayaan mereka masing-masing.
            a.Agama bangsa Dravida
            Bangsa Dravida telah mencapai tingkat kebudayaan yang sangat tinggi jauh sebelum munculnya bangsa Arya di anak benua Indo-Pakistan. Ada bukti sejarah bahwa pada tahun 2500 SM peradaban di lembah sungai Indus telah dibangun bangsa Dravida dan sudah cukup maju di negeri yang sekarang disebut Pakistan.Mereka berbudaya petani serta mahir baca tulis, menggunakan tembaga, dan perunggu, tetapi belum memakai besi dalam persenjataan, serta mempunyai hubungan dagang pada waktu-waktutertentu dengan Sumeria dan Akkad.
            Dari dua kota kembarnya Mahenjo Daro dan Harappa kita dapat mengertahui peninggalan-peninggalan yang dihasilkan bangsa Dravida dan kita dapat menemukan kunci sifat agama mereka. Berbagai gambar wanita di berbagai tembikar membuat kita berfikir bahwa ada beberapa bentuk penyembahan terhadap tuhan ibu dikalangan mereka. Juga ada suatu candi yang menunjukkan bentukwanita yang dari perutnya keluar suatu tanaman, dan ini menunjukkan ide dari dewi bumi yang berhubungan dengan tanaman. Dewi-dewi semacam itu adalah biasa dalam agama Hindu sekarang. Juga ada beberapa sajian pada candi-candi yangditemukan di lembah Indus dari tuhan wanita, bertanduk dan bermuka tiga yang duduk dalam posisi yoga, kakinya bersila dikelilingi oleh satu candi berbentuk empat ekor binatang buas,gajah, macan, badak, dan banteng. Ini adalah prototipe dari dewi Hindu yang sebagai tuhan utama Shiva tuhan dari binatang-binatang.buas dan pangeran yogi.
            Juga ada bukti di kalangan bangsa dari Lembah Indus ini,orang-orang Dravida menyembah phallic dengan penyajian kelamin laki-laki dan kelamin wanita,penyembahan pohon suci,khususnya pohon pipal sebagai apa yang dimakan binatang binatang suci,seperti banteng yang membungkuk, sapi, dan ular naga. Semua gambaran ini menunjukkan binatang suci dalam agama Hindu.Semua gambaran lain yang ada di agama Hindu juga ditemui,seperti penyembahan patung,bertapa dengan cara-cara yoga,bermeditasi, berkumpul dan mandi bersama-sama di sungai. Ajaran inkarnasi (avtar) dan penitisan pun adalah sumbangan bangsa Dravida ke dalam agama Hindu.
            B.Agama Hindu
            Agama Hindu lahir karena perpaduan dari percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida setelah terjadi percampuran dengan penduduk asli di India, agama atau kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu. Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida. Secara garis besar perkembangan agama Hindu dapat dibedakan menjadi tiga tahap. Tahapan pertama sering disebut dengan zaman Weda,
yang dimulai dengan masuknya bangsa Arya di Punjab hingga munculnya agama Budha.
            Pada masa ini dikenal adanya tiga periode agama Hindu yang disebut dengan periode tiga agama penting (tiga agama besar). Ketiga periode ini adalah periode ketika bangsa Arya masih berada di daerah Punjab(lembah sungai Indus (1500-1000S.M.). Agama dalam periode pertama lebih dikenal sebagai agama Weda Kuno atau agama Weda Samhita.
 Periode kedua ditandai oleh munculnya agama Brahmana, di mana para pendeta sangat berkuasa dan terjadi banyaksekali perubahan dalam hidup keagamaan (1000 - 750 S.M.). Perubahan tersebut lebih bersifat dari dalam agama Weda sendiri dibanding perubahan karena penyesuaian agama Weda dengan kepercayaan-kepercayaan yangberasal dari luar. Agama Weda pada periode kedua ini lebih dikenal dengan Kuno atau agama Weda Samhita. Periode kedua ditandai oleh munculnya agama Brahmana, di mana para pendeta sangat berkuasa dan terjadi banyak sekali perubahan dalam hidup keagamaan (1000 - 750 S.M.). Perubahan tersebut lebih bersifat dari dalam agama Weda sendiri dibanding perubahan karena penyesuaian agama Weda dengan kepercayaan-kepercayaan yangberasal dari luar. Agama Weda pada periode kedua ini lebih dikenal dengan nama agama Brahmana. Periode ketiga ditandai oleh munculnya pemikiran pemikiran kefilsafatan ketika bangsa Arya menjadi pusat peradaban sekitar sungai Gangga (750 - 500 S.M.). Agama Weda periode ini dikenal dengan agama Upanishad.[4]
1. Zaman weda kuno(1500-1000SM)
Dalam menjalankan Zaman Weda Purba mereka memegang teguh terhadap kitab weda.K itab Weda yang merupakan kumpulan puji-pujian yang termasyhur, terdiri dari empat yang termasyhur, yakni :(1) Reg-Weda, berisi syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa.(2) Sama-Weda, berisi nyanyian untuk memuja dewa.(3)Yayur-Weda, berisi bacaan untuk keselamatan.(4) Atharwa-Weda, berisi ilmu untuk menghilangkan marabahaya.Dari kesemuanya ini, Rig Weda adalah yang paling awal dan yang paling penting serta berisikan 1028 puji-pujian.Di dalam rig weda disebutkan ada tiga macam dewa yaitu[5]:
a.dewa langit(waruna,surya,wisnu)
b.dewa angkasa(indah maruta,wayu)
c.dewa bumi(pertiwi,agni)
            Para dewa ini belum diwujudkan dalam bentuk patung atau masih bersifat abstrak.Mereka Merupakan personifikasi dari kekuatan-kekuatan alam contohnya:Dewa surya melambangkan matahari,dewa indra melambangkan hujan,sedangkan roh jahat oleh orang-orang arya disebut Raksa.Praktik keagamaan mereka yang terutama adalah melakuakan kurban atau mempersembahkan sesaji,yang dikaitkan dengan life circle(lingkaran hidup)seseorang.Disini kekuasaaan para pendeta belum besar,karena setiap orang arya masih dapat memberikan sesaji sendiri.
Menurut Weda arwah-arwah leluhur adalah arwah manusia yang mati yang jiwanya tidak diterima di alam kebahagiaan (surga) dan masih gentayangan dalam keadaan menderita di neraka. Arwah yang gentayanganini disebut 'Preta', dan icii yang berbahaya karena suka mengganggu anak cucu yang masih hidup, terutama yang lelaki, karena tidak memperhatikannya
            2.Zaman Brahmana
Dengan berlalunya waktu, kaum Indo Arya maju melewati Punjab dan memasuki Lembah Gangga dan Jamuna disinilah ajaran brahmana berkembang. Mereka berhasil menindas penduduk asli dan diturunkan derajatnya menjadi budak (Sudra). Selama periode ini juga berlangsung pertempuran didalam masyarakat Indo Arya sendiri, di antara para perwira (kesatria) dan ulama (Brahmana). Tadinya para kesatria di atas tetapi kini kaum Brahmana meningkat sebagai golongan paling tinggi dan paling berkuasa.Mereka mendapat kesenangan dengan berlalunya waktu, dan hampir-hampir mendekati tingkat ketuhanan serta diberikan kepada mereka kehor-matan sebagai kasta yang paling tinggi. Sistem kasta yang tidak adil, tepat bersamaan dengan adanya agama baru di kalangan mereka dan ini ditunjukkan sebagaimana adanya agama Brahmana.
Fonemena menarik yang timbul dalam zaman brahmana munculnya system kasta dan dominasi golongan brahmana.munculnya system kasta di latarbelakangi oleh adanya ketidak adilan antara golongan brahmana dengan golongan lain dan juga, di latarbelakangi oleh adanya sepesialisasi pekerjaan yang diwariskan secara turun temurun kepada keluarganya
Selain dua hal di atas kesadaran berkasta, juga didasari kerena bangsa arya merasa lebih unggul khususnya secara kualitas fisik di bandingkan bangsa yang mereka kalahkan.Bahkan timbul keyakinan diantara orang-orang arya bahwa manusia sejak lahir telah ditentukan oleh kastanya. Bagi orang-orang arya mereka tergolong dalam empat kasta yang disebut  caturwarna. Mereka adalah:
a.Brahmana yaitu para pendeta
b.ksatriya yaitu para perajurit dan penguasa
c.Waisya yaitu para petani dan pedangang
d.Sudra yaitu para buruh
Selain caturwarna di jumpai golongan lain yang berada di luar kasta yaitu golongan paria mereka adalah golongan yang paling rendah. Golongan ini disebut juga golongan yang pantang di sentuh atau tidak boleh dilihat. Mereka misalnya adalah penyapu jalan dan gelandangan dan lain-lain.Mereka mempunyai kitab yang bernama Kitab Brahmana yang isinya doa-doa ucapan Brahmana saat dilangsungkannya upacara,
3.Zaman Upanishad
Tingkat selanjutnya dalam perkembangan fikiran keagamaan di India membawa kita kepada revolusi pertama terhadap kaum Brahmana. Buah fikiran dari kisah-kisah kepahlawanan dari orang-orang yang mendapat ilham Ilahi telah mengakibatkan perkembangan yang menakjubkan dan ini dikandung dalam Kitab Upanishad. Professor Hiriyanna menulis: “Berbicara lebih luas lagi, ajaran Upanishad menandakan suatu reaksi terhadap kaum Brahmana yang sebagaimana ditunjukkan telah menanamkan suatu sistem upacara agama yang pelik. Lebih dari satu tempat, kitab Upanishad mengutuk nilai-nilai upacara pengorbanan”[6].
Kisah-kisah kepahlawanan yang terdapat dalam Upanishad mengutuk para pendeta brahmana dan upacara-upacara mereka yang mengandung istilah tidak menentu. arti harfiah  upanisahad ialah duduk dibawah kaki guru untuk mendengarkan ajarannya.kitab upanishad yang isinya adalah ajaran keagamaan dari guru.
Konsep-konsep ajaran Upanishad yang dikembangkan dan filsafat Vedanta dapat dijelaskan sebagai berikut: .Brahman, Atman, Karma, .Samsara dan Moksa.[7]
a.Brahman
Brahman artinya sebab(material)bagi adanya dunia.Brahmana ada di dalam segala sesuatu,meskipun wujudnya abstrak.
b.Atman
atman artinya pusat segala fungsi jasmani dan rohani.Pada diri manusia yang dimaksudkan atman,ialah nafas.Brahman pada alam semesta,ibarat atman dalam diri manusia.Didalam atman terdapat Brahman.
c.Karma
karma artinya perbuatan. Umat Hindu percaya pada adanya 'Karma-phala' (Karma: perbuatan,phala; ganjaran), yaitu adanya perbuatan manusia yang membawa akibat baik atau buruk. Perbuatan yang baik akan mendapat ganjaran yang baik, perbuatanyang buruk akan mendapat ganjaran yang buruk. Tetapi pahala kebahagiaanitu tidak selalu cepat segera dirasakan atau dinikmati, begitu pula setiapperbuatan itu akan meninggalkan bekas yang nyata atau yang tidak nyata.Bekas-bekas perbuatan ini dinamakan 'Karma-wasana'. Di dalam kitab Wrhaspati Tattwa, 3, dikatakan yang artinya sebagai berikut[8]:
'Wasana artinya bahwa semua perbuatan yang telah dilakukannya didunia ini. Orang akan mengecap akibat perbuatannya di alam lain, padakelahiran nanti, apakah akibat itu akibat yang baik atau buruk. Apa saja perbuatan yang dilakukannya, pada akhirnya semuanya itu akan menghasilkan buah.
d.Samsara
Samsara berulangnya kelahiran manusia. Kemudian umat Hindu percaya pada 'Kelahiran kembali' yang disebut'Punarbhawa' atau 'Samsara'. Jiwatman atau roh dari: orang mati tidakselamanya berada di neraka atau di surga, karena ia akan lahir lagi ke dunia.Bagaimana kelahirannya itu bergantung pada karmawasananya. Kalau jiwa itu membawa karma yang baik maka ia akan lahir menjadi manusia yang berbahagia. Sebaliknya jika karmanya buruk maka ia akan lahir menjadi manusia yang menderita. Kelahiran kembali ini merupakan kesempatan untukmemperbaiki diri. Orang tidak harus tetap menghuni neraka atau surga. melainkan ia harus meningkat menLiju Nirbanapada, yaitu Moksa atau. alamkelepasan. Dalam kitab Sarasamuscaya 4 dikatakan[9]:
'Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama.Sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari Samsara denganjalan berbuat baik. Demikianlah keuntungan menjelma menjadi manusia.
e.Moksa
Moksa itu artinya pelepasan. Inilah tujuan akhir penganut agama Hindu. Apabila arwah manusia telah mencapai Moksa maka ia tidak lahir kembali ke.muka bumi, karena tidak adasesuatupun yang mengikatnya. la telah bersatu dengan 'Paramatma', yaitu Atrhan yang tertinggi, Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widhi. Jadi iatelah 'amoring acintya', yang artinya lebur dengan Tuhan, masuk ke dalamTuhan. Jadi suatu kebahagiaan 'tan pawali duka' yang tidak ada persamaannyadi dunia. Oleh karena Tuhan tidak dapat dipikirkan, maka demikian pula dengan. roh yang telah bersatu ke dalam Tuhan, tidak lagi dapat dipikirkan.
Dewa-dewa utama yang dipuja dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) . Tiga berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu: a. Dewa Brahma, tugas menciptakan alam semesta b. Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan alam semesta, c. Dewa Syiwa, dewa yang menguasai kematian atau pelebur.
            Terlepas dari Trinitas yang terdiri dari Brahma, Wishnu, dan Siwa, kaum Hindu juga percaya dan menyembah banyak dewa atau dewa-dewa alam. Mereka dimaksudkan untuk membimbing segenap kegiatan.
C. Agama Budha di India.
Selain Agama Hindu, di India juga lahir agama Budha. Kelahiran agama Budha ini merupakan reaksi terhadap agama Hindu dengan adanya ritual melalui kurban. Dengan adanya kurban itu berarti terjadi pembunuhan terhadap binatang yang dijadikan upacara. Kelompok masyarakat yang dipelopori oleh Sidharta tidak setuju dengan kurban itu. Mereka justru menentang adanya kurban dengan sebutan ahimsa (dilarang membunuh) yang diajarkan mahatma gandi.
Munculnya agama Budha di India, dipelopori oleh Sidharta Gautama. Yang lahir pada tahun 563-483SM.[10], beliau putra dari Raja Sudodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu. Mereka berasal dari suku Suku Sakya, termasuk kasta Ksatria. Ibunya bernama Maya. Sidharta diramal oleh seorang Brahmana, bahwa kelak akan menjadi pendeta besar dan termasyhur.
Sidharta sejak kecil dididik dalam kemewahan istana, tidak diperbolehkan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan. Pada suatu hari tanpa sepengetahuan keluarga istana, Sidharta berjalan-jalan keluar istana dan melihat kenyataan hidup manusia. Anak-anak sakit, orang tua yang sakit dan meninggal dunia. Hal ini menjadikan kecemasan Sidharta, apakah semua orang mengalami seperti ini Jadi hidup adalah penderitaan.
Sidharta bertekad untuk menjadi pertapa agar menemukan jawaban dari segala sesuatunya. Pergi meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan batinnya, menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon dan mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu dikenal sebagai pohon Bodhi. Sejak peristiwa pada tahun 531 SM itu, dalam usianya 35 tahun Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Budha (artinya yang disinari).
Dalam ajaran Budha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup adalah samsara. Samsara disebabkan karena adanya hasrat atau nafsu akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas nafsu melalui delapan jalan (astavidha/astamarga) yaitu[11] :
a. Mempunyai pemandangan (ajaran) yang benar.
b. Mempunyai niat atau sikap yang benar.
c. Berbicara yang benar.
d. Berbuat atau bertingkah laku yang benar.
e. Mempunyai penghidupan yang benar.
f. Berusaha yang benar.
g. Memperhatikan hal-hal yang benar dan
h. Bersemedi yang benar(memusatkan pikiran yang benar).
           
Kitab suci agama Budha disebut Tripitaka (tiga keranjang), yang terdiri atas : Winayapitaka, Sutrantapitaka dan Abdidarmapitaka.
  1. Vinaya Pitaka bersangkut paut dengan disiplin, kerahiban,dan menulis tentang aturan, serta tata cara untuk menguasai kehidupan sebagai biarawan.
2.Sutta Pitaka adalah “Keranjang” yang berisi ceramah dan ajaran.
3.AbidharmaPitaka, yang merupakan “keranjang” selanjutnya berhubu-ngan dengan psikologi, etika.
 Bahasa yang digunakan adalah bahasa Pali. Agama Budha mencapai puncak kejayaannya pada jaman kekuasaan Raja Ashoka (273 –232 SM), di mana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dalam perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran, yaitu :
a. Budha Mahayana (kendaraan besar), artinya jika seorang telah dapat mencapai nirwana, hendaklah memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka).
b. Budha Therawadha atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), artinya yang penting bagaimana setiap individu dapat mencapai nirwana bagi diri sendiri (bersifat tertutup).
Para pengikut Budha juga memiliki tempat-tempat yang mereka sucikan. Tempat-tempat itu berkaitan dengan sejarah kelahiran dan perkembangan agama Budha. Tempat-tempat suci agama Budha sebagai berikut :
a. Taman Lumbini di Kapilawastu, tempat kelahiran Sang Budha. Sang Budha Lahir pada tahun 563 SM.
b. Bodh-Gaya, tempat Sang Budha mendapat penerangan, kesadaran tinggi atau bodhi.
c. Sarnath di dekat -Benares, tempat Sang Budha pertama kali memberikan kotbah ajarannya.
d. Kusinagara, tempat Sang Budha wafat pada tahun 482 SM.
           
Umat Budha merayakan Hari Raya Triwaisak, yang merupakan peringatan kelahiran, menerima Budhi dan wafatnya Sang Budha, pada waktu yang bersamaan dengan saat bulan purnama pada bulan Mei. Tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran Budha, sebagai berikut:(1) Sang Budha, berbakti kepada Sang Budha.(2) Dharma, berbakti kepada ajarannya.(3) Sangha, berbakti kepada umatnya.
D.Agama Jainisme
            Aliran Jainisme atau lebih dikenal agama jain didirikan oleh Vardharmana Mahavira pada tahun 546-468 SM seorang ksatria sebagai protes terhadap dominasi social kaum brahmana atas kaum ksatria dan waisya[12].Jadi merupakan gerakan protes social,lewat jalur spritural atau kerohanian.Aliran Jaina melarang menyakiti makhluk lain tetapi menyakiti diri sendiri dapat dibenarkan.Tujuan utama jain sebutan bagi pengikut Jainisme adalah untuk memebebaskan jiwa dari semua karma sehingga mencapai pembebasan.Pembebasan rasa ketersiksaan batin dapat dilakukandengan melakukan Tri Ratna atau Tiga Permata, yakni iman yang benar,pengetahuan yang benar dan sikap yang benar
Aliran Jaina tidak mengenal adanya sang pencipta dan menolak adanya upacara-upacara ritual. Oleh sebab itu, banyak peminatnya terdiri dari golongan pedagang yang tidak memiliki waktu untuk urusanritual dan lebih mementingkan jalannya usaha. Selain itu, tidak adanya pembagiankasta diminati pula oleh golongan kasta rendah. Yang lebih menarik pada ajaranJaina adalah menganggap dunia sebagai sesuatu yang dosa dan jahat sehingga tidak mementingkan hal-hal yang duniawi, salah satunya adalah penggunaan pakaian yang tidak mementingkan unsur keindahan atau mode.Semua biksu Jian harus mengambil 5 sumpah : menghindari kekerasan,berkata jujur,tidak mencuri,kemurnian dan meninggalkan harta benda
Dalam perkembangannya sendiri pendiri agama jain wafat.Jainisme terpecah menjadi 2 sekte:1.swetambra yaitu memakai baju putih,dan 2.Digambara yang berpakaian langit atu telanjang.Bagaimanapun juga,jainisme kurang berkembang di India ,hanya dianut oleh sebagian kecil penduduk. fikiran aliran ini masih memengaruhi perilaku orang India sekarang
Jaina dan Budha memiliki kesamaan dalam hal larangan atau dikenal dengan istilah dasasila,di antaranya:(1) jangan membunuh;(2) jangan mengambil hak orang lain;(3) jangan berzina;(4) jangan berbohong;(5) jangan minum minuman keras;(6) jangan makan sebelum waktunya;(7) jangan mengunjungi tempat berfoya-foya;(8) jangan memakai pakaian bagus;(9) jangan tidur di tempat yang enak;(10) jangan menerima pemberian uang.
D.Agama Sikh
Dalam sejarah agama hindu brahmana,telah muncul tokoh-tokoh yang membawa aliran perubahan,perubahan ini sebagai tantangan dalam ajaran agama hindu pada saat itu.perubahan tersebut meliputi:masalah ketuhanan dan system kemasyarakatan sebagaimana diketahui, agama hindu brahma menganut sistem kasta, dimana sebagaian manusia dipandang sangat mulia (brahma, ksatria, dan waisya), sedangkan sebagian lagi dipandang sangat hina (sudra, paria).Salah satu agama yang muncul adalah agama sikh,sebelum agama sikh telah muncul lebih dahulu agama Budha dan jaina yang ingin mengalami perubahan.
Budha dan Jaina tidak setuju kepada paham brahma yang mengakui banyak tuhan serta menyembah kepada berhala (walaupun penganut Budha masa kini menyembah patung), tidak setuju kepada pembelaan derajat manusia yang membagi manusia kepada berbagai kasta. Syarat utama untuk mencapai nirwana atau moksa ialah agar setiap orang harus menjadikan dirinya sebagai manusia yang baik, berpikiran baik, berbuat baik, berkeinginan baik, berbuat baik dengan menekan nafsu, menjauhkan semua perbuatan yang tidak baik. Untuk mencapai nirwana, tidak mesti harus terlahir dari kasta brahmana, tapi siapapun dapat mencapainya asal ia berlaku sebagaimana yang telah disebutkan.
Pada abad ke tujuh masehi (89 H), agama Islam mulai masuk dan bertapak di negeri india yang dibawa kafilah yang dipimpin oleh Muhammad bin Qasim[13]. Ajaran Islam menanamkan keyakinan tauhid, meyakinkan bahwa Maha Pencipta alam Semesta ini adalah zat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa dan tidak ada sekutu baginya. Disamping itu Islam tidak memandang manusia dari asal keturunannya. Ajaran Islam ini ternyata membawa pengaruh yang sangat besar kepada masayarakat India. Pernah timbul di india kerajaan-kerajaan Islam yang cengkramannya kuat, diantaranya Moghul di Delhi, yang sampai sekarang masih dapat dilihat bekas-bekasnya.
Sebagian masyarakat India telah menerima ajaran Islam sebagai agama mereka, sehingga masih terlihat bekasnya hingga sekarang yaitu berdirinya negara Islam Pakistan dan Banghladesh. Di negara India sendiri, penduduk yang beragama Islam tidak kurang dari seperlima (mencapai 60.000.000 orang). Diantara mereka yang tertarik dengan ajaran Islam, ada pula yang tidak mau melepaskan diri dari paham Barahma. Mereka mengakui keesaan Tuhan, mereka setuju tentang persamaan manusia, tetapi tentang akherat mereka masih tetap mempercayai Nirwana, yakni akhir tujuan ruh bersatu dengan Tuhan. Sebagai contoh ajaran Ramanand, yang syair-syairnya telah menjadi inspirasi bagi terciptanya agama Hindu Sikh.
Agama Sikh merupakan agama terbesar ke-6 di dunia.Penganut agama sikh disebut sikhisme. Ada yang mengatakan agama Sikh sebagai cabang dari Agama Hindu.Sebenarnya agama sikh didirikan agar memperdamaikan agama hindu dengan islam[14]. Didirikan oleh Guru Nanak pada akhir abad 15 M. Berasal dari daerah antara Pakistan dan Barat Daya India yaitu Punjab. Punjab berarti tanah dari 5 sungai. Guru Nanak lahir sebagai Ksatriya (Kasta Ksatria) dalam keluarga Hindu tetapi sangat dipengaruhi oleh Islam dan Muslim. Agama Sikh bermula di Sultanpur, berhampiran Amritsar di wilayah Punjab, India. Pengasas agama ini ialah Guru Nanak (1469-1539), Agama Sikh percaya kepada adanya satu Tuhan dan dipanggil waheguru. Selepas beliau meninggal dunia, penggantinya juga diberi pangkat guru. Sebanyak sepuluh guru telah mengambil alih tempat beliau dan secara perlahan-lahan. Rangkaian ini berakhir pada tahun 1708 selepas kematian Gobind Singh yang tidak meninggalkan pengganti manusia tetapi meninggalkan satu himpunan skrip suci yang dipanggil Adi Granth. Skrip ini kemudian diberi nama Guru Granth Sahib.
Gobind Singh juga telah menumbuhkan sebuah persatuan "Persaudaraan Khalsa Sikh" dan memulakan pemakaian seragam untuk lelaki Sikh yang taat kepada agamanya yang diberi gelaran "Lima K".Sikhisme adalah sebuah agama monoteistik yang diasaskan mengikut ajaran Guru Nanak dan sembilan orang guru lain di Punjab, India pada abad ke-15. Agama Sikhisme adalah agama keenam terbesar di dunia, dengan lebih daripada 23 juta penganut.
a. Konsep Ketuhanan Dalam Agama Sikh
Agama Sikh termasuk ke dalam kelompok agama non-Semitik, Arya, dan non-Vedic. Meskipun hanya sedikit pengikutnya dibandingkan dengan agama-agama besar lainnya, agama Sikh menjadi bagian atau cabang dari agama Hindu. Agama Sikh didirikan oleh Guru Nanak Shahib pada akhir abad kelima belas. Aga-ma Sikh berasal dari wilayah Pakistan dan India Barat Laut, tepatnya dari wilayah Punjab, yang dikenal sebagai daerah dengan lima sungai.
Pendiri Agama Sikh Guru Nanak Shahib berasal dari keluarga kasta Satria namun beliau banyak terpengaruh oleh pergaulan dengan orang-orang Muslim. Kata ‘Sikh’ diambil dari kata ‘Sisya’ yang berarti ‘murid’ atau ‘pengikut’. Sebutan bagi penganut sikh adalah sikhisme.
Berkaitan dengan konsep ketuhanan, definisi terbaik yang dapat diberikan oleh orang-orang Sikh adalah konsep ‘Mul Mantra’. Konsep ini menjadi landasan fundamental agama Sikh yang termuat di dalam bagian permulaan kitab suci agama Sikh yaitu Sri Guru Granth Shahib. Dalam kitab Sri Guru Granth Shahib volume 1, pasal 1 ayat 1 disebutkan istilah ‘Japoji Mul Mantra’. Ayat tersebut berbunyi “Hanya ada Allah Tuhan Yang Esa”. Tuhan itu disebut Dadru, ‘Sang Pencipta’, atau ‘Dia yang terbebas dari rasa takut dan rasa kebencian’, ‘Dia Yang Kekal’, ‘Dia yang tidak dilahirkan’. Agama Sikh ini secara tegas menyatakan diri sebagai agama mo-notheisme. Dan Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak tampak wujudnya itu disebut ‘Ek Omkara’, sedangkan Tuhan yang tampak wujudnya disebut ‘Omkara’. 
Guru Granth Shahib memberikan nama-nama yang beragam kepada bentuk penampakan Tuhan ini (Omkara), atau yang disebut dengan ‘Kartar’ (Sang Pencipta), ‘Akal’ (Yang Abadi), ‘Satyanama’ (Yang Maha Suci), ‘Shahib’ (Tuhan), ‘Parvadigar’ (Sang Pemelihara), ‘Rahim’ (Sang Pengasih), ‘Karim’ (Yang Mulia). Tuhan juga mempunyai gelar lain yang disebut dengan ‘Wahe Guru’, yang berarti satu Tuhan yang sejati.
Disamping mempercayai ajaran monotheisme, agama Sikh juga menentang ajaran Avtarvada, yakni konsep titisan (inkarnasi) Tuhan. Orang-orang Sikh ini meyakini bahwa Tuhan tidak bisa mengambil wujud berupa manusia. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan bisa melakukan inkarnasi, dan mereka juga melarang penyembahan-penyembahan terhadap berhala-berhala.
b.Tentang Ajaran Kitab Suci Agama Sikh
            Guru kelima, guru Arjan Dev terkenal karena menyusun Adi Granth, kitab suci agama Sikh. Kitab suci ini kemudian dideklarasikan menjadi Guru Granth Sahib oleh Guru Gobind Singh. Kitab suci Guru Granth Sahib ini berisikan ajaran-ajaran suci dalam bentuk asli yang ditulis oleh para guru sikh sendiri. Di dalam kitab sucinya berisi ajaran-ajaran agama, syair-syair yang telah dikodifikasikan.
Dan kitab suci agama Sikh adalah Sri Guru Granth Shahib. Agama Sikh mewajibkan lima hal yang selalu harus ada, yang dikenal dengan sebutan ‘5K’. 
1. Huruf ‘K’yang pertama adalah ‘Kash’ yakni rambut yang tidak boleh dipotong yang ada pada diri sang guru. 
2. Huruf ‘K’ yang kedua adalah ‘Kanga’, yakni sisir yang dipergunakan untuk merapihkan rambut. 
3. Huruf ‘K’ yang ketiga adalah ‘Kadha’, yakni gelang besi yang diper-gunakan di tangan atau kaki untuk memberikan kekuatan dan daya tahan diri. 
4. Huruf ‘K’ yang keempat adalah ‘Kripan’, pisau belati yang dipergu-nakan untuk pertahanan diri. 
5. Huruf ‘K’ yang kelima adalah ‘Kacha’ yaitu pakaian yang panjang ke bawah hingga ke batas lutut atau sebatas paha yang dimaksudkan untuk kelincahan gerak. 
Penampakkan dengan ‘5K’ ini menjadi cara atau ciri untuk mengenali orang-orang Sikh. 


C.Tentang Ibadah Dan Tempat Yang Disucikan
Gurdwara adalah sebuah kuil peribadatan pemeluk Sikh. Gurdwara di Amritsar, nama resminya Harmandir Sahib, berwarna emas, bersinar gemilang. Kuil ini terletak di tengah danau berbentuk persegi. Tanah di sekitarnya berupa lantai pualam. Amritsar semula adalah nama danau. Amrit Sarovar berarti danau air suci. Kemudian menjadi nama kompleks kuil ini. Sampai akhirnya, seluruh kota ini dinamai Amritsar. Danau ini begitu suci. Ratusan umat Sikh mencelupkan diri ke dalam airnya yang sejuk. Ritual mandi ini bukan sekadar membasuh diri secara badani, tetapi punya juga pembasuhan dan penyucian jiwa spiritual. 
Ada sedikitnya 15 juta penganut agama Sikh di India. Pria Sikh dikenali dengan mudah dari turban mereka yang membumbung tinggi. Mereka selalu menutup rambut panjang mereka dengan turban. Dalam agama Sikh, kesh atau rambut yang terpotong, adalah salah satu simbol terpenting. Sepanjang apa pun, rambut, jenggot, dan semua bulu yang tubuh di sekujur tubuh tak boleh dipotong. Kaum pria menyembunyikan rambut panjangnya dengan rapi di bawah surban mereka. Kaum wanita selain berambut panjang juga tidak boleh mencukur alis. Rambut punya arti yang penting dalam agama ini. Memasuki tempat suci ini, semua orang diharuskan untuk menutup rambutnya, boleh dengan surban, topi, kerudung, atau kain
Di dalam ajaran agama Sikh “Rambut adalah lambang kesucian yang dianugerahkan Tuhan kepada umat manusia. Tidak memotong rambut berarti menerima dan mensyukuri apa yang dianugerahkan oleh Tuhan.” Kuil emas ini terbuka bagi semua orang. Umat dari pelbagai agama, bahkan yang tidak beragama pun, disambut dengan ramah di sini. Di tempat sucinyalah dia merasa, hati dipenuhi rasa berserah diri yang sepenuhnya. 
d. Tentang Aspek Eskatologi (Hidup Setelah Mati)
Kepercayaan dalam agama Sikh tentang hidup setelah mati rupanya ajarannya sama dengan Islam. Adapun perbedaan yang mendasar didalam ajaran agama Sikh dengan agama Islam adalah tidak adanya kepercayaan di dalam agama Sikh tentang hari akhir. Mereka masih mempercayai nirwana yang diajarkan oleh agama Hindu Brahmana. 
e. Adat Istiadat Penganut Sikh
Adat istiadat bermula sejak kelahiran sehingga kematian penganut Sikh. Pemberian hadiah merupakan amalan biasa untuk menyambut kelahiran bayi. Pemberian nama merupakan upacara penting dan ia dikenali sebagai Naamkaran. Disini bayi yang baru lahir itu akan diberikan nama selepas Granthi membaca Ardas. Kemudian kitab mereka Sri Guru Granth Sahib akan dibuka secara rambang. Bayi itu akan dinamakan mengikut huruf pertama dalam mukasurat itu. Nama akhir untuk penganut Sikh adalah sama dan berbeda hanya mengikut jenis kelaminnya yaitu Singh bagi lelaki, manakala perempuan dipanggil Kaur. Singh bermaksud "Singa" dan Kaur pula bermaksud "Puteri".
Apabila seseorang remaja lelaki mencapai umur sebelas hingga enam belas tahun dia akan melalui satu upacara - pemakaian serban. Upacara yang dipanggil Dastar Bandhni biasanya dilakukan oleh para agama Sikh dipanggil Granthi atau ketua masyarakat. Bagi seorang Sikh, perkawinan adalah suci dan mereka percaya pada sistem monogami. Dalam agama mereka, penceraian adalah mustahil dan tidak dibenarkan. Walaupun begitu, perceraian masih boleh dilakukan di mahkamah sipil.


























Penutup
Kesimpulan:
            Di India,sebagian kehidupan masyarakat India dipengaruhi oleh Agama yang dianut mereka,Dimana agama mereka mempunyai ajaran-ajaran yang berisi larangan-larangan dan perintah yang harus dilaksanakan mereka, sehingga ajaran agama mereka menopang dan memandu mereka dalam kehidupan social mereka.Di terapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari, bagi setiap penganut agama  menjalankan aturan-aturan yang telah dipercayai mereka dalam agamanya,seperti agama hindu dengan aturannya,dan begitu pula dengan agama lainnya yang berkembang di India.














Sumber Rujukan
Abu, Suud. 1988. Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa Di Asia Selatan (Sejak Masa Purba Sampai Masa Kedatangan Islam). Jakarta: Dedikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
 R. C. Majumdar dkk. An Advanced History of India. London: Macmillan & Co LTD. 1958
Suwarno, Dinamika sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012)
M. Hiriyanna, The Essentials of Indian Philosophy (London: George Allen and Unwin
Ltd, 1948).
I Gede Sura, et al, Pelajaran Agama Hindu, Yayasan Wisma Jakarta, 1987, hlm. 1-8.
Berhanuddin daya”agama sikh”dalam mukhti ali,ed. agama-agama di Dunia(Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga,1998)
Agamabesarduniathegreatreligionworld.pdf
Diktat sejarah asia selatan.pdf



[1] Makalah ini disampaikan pada tanggal 12 September 2015 pada Mata Kuliah Asia Selatan di ruang Audiovisual
[2] Abu, Suud. Memahami Sejarah Bangsa-bangsa di Asia Selatan (Sejak Masa Purba Sampai
Masa Kedatangan Islam). Jakarta: DEDIKBUD, DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI,
PROYEK PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN. 1988. Hlm 37
[3]  R. C. Majumdar dkk. An Advanced History of India. London: Macmillan & Co LTD. 1958. Hlm 24.
[4] Suwarno, Dinamika sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012), h. 24-27
[5] Ibid  hlm.25
[6] M. Hiriyanna, The Essentials of Indian Philosophy (London: George Allen and Unwin
Ltd, 1948), h. 18
[7] I Gede Sura, et al, Pelajaran Agama Hindu, Yayasan Wisma Jakarta, 1987, hlm. 1-8.
[8] Djam’annuri, op. cit. hlm. 50-55.
[9] Joesoef Sou’yb, op. cit. hlm. 54.
[10] Suwarno, Dinamika sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012), h. 30

[11] Suwarno, Dinamika sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 31
[12] Suwarno, Dinamika sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 29
[13] Hakim,perbandingan agama,hal.182
[14] Berhanuddin daya”agama sikh”dalam mukhti ali,ed. agama-agama di Dunia(Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga,1998)h.184

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 unsur kebudayaan suku batak simalungun

feminisme