Kehidupan masyarakat India
Kehidupan Masyarakat India [1]
Nurcintama Purba
1.Gambaran
Umum Masyarakat India
India
terletak di asia selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian
dari anak benua, india merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan bersejarah.
India sering disebut dengan sub continent / anak benua, luas sekitar 600.000
mil. Perkembangan sejarah Asia Selatan terutama India sudah ada sejak ribuan
tahun sebelum masehi. Tetapi baru ketika setelah kedatangan bangsa Arya,
pengkajian sejarah Asia Selatan kelihatan lebih nyata. India salah satu pusat
peradaban dunia pada masa lampau, selain Cina dan Timur Tengah dan juga Eropa.
Letak peradaban terbesar bangsa India adalah teletak di Mohenjodaro dan Harapa.
Letak Mohenjodaro dan Harappa sendiri kurang lebih 800 km[2].
Suku asli India adalah bangsa Dravida,yang kemudian eksistensinya sedikit demi
sedikit tergusur loleh kedatangan bangsa Arya dari Asia Barat[3].
Pasca
kedatangan bangsa Arya inilah proses asimilasi budaya di India berkembang,
terutama adalah munculnya agama Hindu di India. Sebelum secara resmi agama
Hindu berkembang, telah terjadi kontak antara bangsa Dravida dan Arya, tetapi pada
akhirnya bangsa Dravida memilih tiga opsi yaitu; kelompok pertama adalah mereka
yang menolak kedatangan bangsa arya dan melawannya sampai kalah. Kelompok kedua
adalah yang kemudian menyingkir ke wilayah lain yaitu Deeccan dan Bihar,
sedangkan kelompok ke tiga adalah mereka yang kemudian melakukan percampuran
dengan ras pendatang, ras Arya, dan untuk selanjutnya melahirkan kebudayaan
baru di India.
2. Kedatangan
Bangsa Arya
Awalnya
India dihuni oleh bangsa Dravida dan datanglah bangsa Arya dari asia Barat. Nama
Arya berarti bangsawan atau tuan, yang terdapat dalam bahasa persia dan india.
Perpindahan Bangsa Arya di India terjadi bertahap-tahap, dan tidak terjadi langsung
dengan gelombang besar. Waktu yang dibutuhkan juga membutuhkan waktuyang
berabad-abad, itu pun sambil membawa keluarga mereka. Kedatangan bangsa Arya di
India telah memberi pengaruh besar dalam sejarah.Percampuran budaya yang telah
dihasilkan oleh percampuran bangsa Arya dan Dravida tersebut, atau yang
kemudian sering dengan kebudyaan Indo-arya. Pengaruh selanjutnya dari budaya
Indo-arya adalah munculnya berbagai budaya seperti Bahasa Sansekerta, Upacara
Keagamaan, dan hal-hal sacral lainnya. Selain itu adalah kemunculan dan
berkembangnya Agama Hindu yang menjadi agama terbersar di India sampai
sekarang.
3.Ajaran Agama
di Masyarakat India
Penduduk
India adalah penduduk terbanyak ke-dua setelah Cina dengan penduduk yang
menyebar di setiap wilayah,dan menganut agama dan kepercayaan mereka masing-masing.
a.Agama bangsa Dravida
Bangsa
Dravida telah mencapai tingkat kebudayaan yang sangat tinggi jauh sebelum
munculnya bangsa Arya di anak benua Indo-Pakistan. Ada bukti sejarah bahwa pada
tahun 2500 SM peradaban di lembah sungai Indus telah dibangun bangsa Dravida dan
sudah cukup maju di negeri yang sekarang disebut Pakistan.Mereka berbudaya
petani serta mahir baca tulis, menggunakan tembaga, dan perunggu, tetapi belum
memakai besi dalam persenjataan, serta mempunyai hubungan dagang pada waktu-waktutertentu
dengan Sumeria dan Akkad.
Dari dua
kota kembarnya Mahenjo Daro dan Harappa kita dapat mengertahui
peninggalan-peninggalan yang dihasilkan bangsa Dravida dan kita dapat menemukan
kunci sifat agama mereka. Berbagai gambar wanita di berbagai tembikar membuat
kita berfikir bahwa ada beberapa bentuk penyembahan terhadap tuhan ibu dikalangan
mereka. Juga ada suatu candi yang menunjukkan bentukwanita yang dari perutnya
keluar suatu tanaman, dan ini menunjukkan ide dari dewi bumi yang berhubungan
dengan tanaman. Dewi-dewi semacam itu adalah biasa dalam agama Hindu sekarang.
Juga ada beberapa sajian pada candi-candi yangditemukan di lembah Indus dari
tuhan wanita, bertanduk dan bermuka tiga yang duduk dalam posisi yoga, kakinya
bersila dikelilingi oleh satu candi berbentuk empat ekor binatang buas,gajah,
macan, badak, dan banteng. Ini adalah prototipe dari dewi Hindu yang sebagai
tuhan utama Shiva tuhan dari binatang-binatang.buas dan pangeran yogi.
Juga ada
bukti di kalangan bangsa dari Lembah Indus ini,orang-orang Dravida menyembah
phallic dengan penyajian kelamin laki-laki dan kelamin wanita,penyembahan pohon
suci,khususnya pohon pipal sebagai apa yang dimakan binatang binatang
suci,seperti banteng yang membungkuk, sapi, dan ular naga. Semua gambaran ini
menunjukkan binatang suci dalam agama Hindu.Semua gambaran lain yang ada di
agama Hindu juga ditemui,seperti penyembahan patung,bertapa dengan cara-cara
yoga,bermeditasi, berkumpul dan mandi bersama-sama di sungai. Ajaran inkarnasi
(avtar) dan penitisan pun adalah sumbangan bangsa Dravida ke dalam agama
Hindu.
B.Agama Hindu
Agama Hindu
lahir karena perpaduan dari percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan
Dravida setelah terjadi percampuran dengan penduduk asli di India, agama atau
kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu.
Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran)
antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida. Secara garis
besar perkembangan agama Hindu dapat dibedakan menjadi tiga tahap. Tahapan
pertama sering disebut dengan zaman Weda,
yang dimulai dengan masuknya bangsa Arya di Punjab hingga
munculnya agama Budha.
Pada masa ini dikenal adanya tiga
periode agama Hindu yang disebut dengan periode tiga agama penting (tiga agama
besar). Ketiga periode ini adalah periode ketika bangsa Arya masih berada di
daerah Punjab(lembah sungai Indus (1500-1000S.M.). Agama dalam periode pertama
lebih dikenal sebagai agama Weda Kuno atau agama Weda Samhita.
Periode kedua ditandai oleh munculnya agama
Brahmana, di mana para pendeta sangat berkuasa dan terjadi banyaksekali
perubahan dalam hidup keagamaan (1000 - 750 S.M.). Perubahan tersebut lebih
bersifat dari dalam agama Weda sendiri dibanding perubahan karena penyesuaian
agama Weda dengan kepercayaan-kepercayaan yangberasal dari luar. Agama Weda
pada periode kedua ini lebih dikenal dengan Kuno atau agama Weda Samhita. Periode
kedua ditandai oleh munculnya agama Brahmana, di mana para pendeta sangat
berkuasa dan terjadi banyak sekali perubahan dalam hidup keagamaan (1000 - 750
S.M.). Perubahan tersebut lebih bersifat dari dalam agama Weda sendiri
dibanding perubahan karena penyesuaian agama Weda dengan
kepercayaan-kepercayaan yangberasal dari luar. Agama Weda pada periode kedua
ini lebih dikenal dengan nama agama Brahmana. Periode ketiga ditandai oleh
munculnya pemikiran pemikiran kefilsafatan ketika bangsa Arya menjadi pusat
peradaban sekitar sungai Gangga (750 - 500 S.M.). Agama Weda periode ini
dikenal dengan agama Upanishad.[4]
1. Zaman weda kuno(1500-1000SM)
Dalam menjalankan Zaman
Weda Purba mereka memegang teguh terhadap kitab weda.K itab Weda yang merupakan
kumpulan puji-pujian yang termasyhur, terdiri dari empat yang termasyhur, yakni
:(1)
Reg-Weda, berisi syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa.(2) Sama-Weda, berisi
nyanyian untuk memuja dewa.(3)Yayur-Weda, berisi bacaan untuk keselamatan.(4)
Atharwa-Weda, berisi ilmu untuk menghilangkan marabahaya.Dari kesemuanya ini, Rig Weda adalah yang paling awal dan
yang paling penting serta berisikan 1028 puji-pujian.Di dalam rig weda
disebutkan ada tiga macam dewa yaitu[5]:
a.dewa
langit(waruna,surya,wisnu)
b.dewa angkasa(indah
maruta,wayu)
c.dewa
bumi(pertiwi,agni)
Para dewa
ini belum diwujudkan dalam bentuk patung atau masih bersifat abstrak.Mereka Merupakan
personifikasi dari kekuatan-kekuatan alam contohnya:Dewa surya melambangkan
matahari,dewa indra melambangkan hujan,sedangkan roh jahat oleh orang-orang
arya disebut Raksa.Praktik keagamaan mereka yang terutama adalah melakuakan
kurban atau mempersembahkan sesaji,yang dikaitkan dengan life circle(lingkaran
hidup)seseorang.Disini kekuasaaan para pendeta belum besar,karena setiap orang
arya masih dapat memberikan sesaji sendiri.
Menurut Weda
arwah-arwah leluhur adalah arwah manusia yang mati yang jiwanya tidak diterima
di alam kebahagiaan (surga) dan masih gentayangan dalam keadaan menderita di
neraka. Arwah yang gentayanganini disebut 'Preta', dan icii yang berbahaya
karena suka mengganggu anak cucu yang masih hidup, terutama yang lelaki, karena
tidak memperhatikannya
2.Zaman
Brahmana
Dengan berlalunya
waktu, kaum Indo Arya maju melewati Punjab dan memasuki Lembah Gangga dan
Jamuna disinilah ajaran brahmana berkembang. Mereka berhasil menindas penduduk
asli dan diturunkan derajatnya menjadi budak (Sudra). Selama periode ini juga
berlangsung pertempuran didalam masyarakat Indo Arya sendiri, di antara para
perwira (kesatria) dan ulama (Brahmana). Tadinya para kesatria di atas tetapi
kini kaum Brahmana meningkat sebagai golongan paling tinggi dan paling
berkuasa.Mereka mendapat kesenangan dengan berlalunya waktu, dan hampir-hampir
mendekati tingkat ketuhanan serta diberikan kepada mereka kehor-matan sebagai
kasta yang paling tinggi. Sistem kasta yang tidak adil, tepat bersamaan dengan adanya
agama baru di kalangan mereka dan ini ditunjukkan sebagaimana adanya agama
Brahmana.
Fonemena menarik yang
timbul dalam zaman brahmana munculnya system kasta dan dominasi golongan
brahmana.munculnya system kasta di latarbelakangi oleh adanya ketidak adilan
antara golongan brahmana dengan golongan lain dan juga, di latarbelakangi oleh
adanya sepesialisasi pekerjaan yang diwariskan secara turun temurun kepada
keluarganya
Selain dua hal di atas
kesadaran berkasta, juga didasari kerena bangsa arya merasa lebih unggul
khususnya secara kualitas fisik di bandingkan bangsa yang mereka
kalahkan.Bahkan timbul keyakinan diantara orang-orang arya bahwa manusia sejak
lahir telah ditentukan oleh kastanya. Bagi orang-orang arya mereka tergolong
dalam empat kasta yang disebut
caturwarna. Mereka adalah:
a.Brahmana yaitu para
pendeta
b.ksatriya yaitu para
perajurit dan penguasa
c.Waisya yaitu para
petani dan pedangang
d.Sudra yaitu para
buruh
Selain caturwarna di
jumpai golongan lain yang berada di luar kasta yaitu golongan paria mereka
adalah golongan yang paling rendah. Golongan ini disebut juga golongan yang
pantang di sentuh atau tidak boleh dilihat. Mereka misalnya adalah penyapu
jalan dan gelandangan dan lain-lain.Mereka mempunyai kitab yang bernama Kitab Brahmana yang
isinya doa-doa ucapan Brahmana saat dilangsungkannya upacara,
3.Zaman Upanishad
Tingkat selanjutnya
dalam perkembangan fikiran keagamaan di India membawa kita kepada revolusi
pertama terhadap kaum Brahmana. Buah fikiran dari kisah-kisah kepahlawanan dari
orang-orang yang mendapat ilham Ilahi telah mengakibatkan perkembangan yang
menakjubkan dan ini dikandung dalam Kitab Upanishad. Professor Hiriyanna
menulis: “Berbicara lebih luas lagi, ajaran Upanishad menandakan suatu reaksi
terhadap kaum Brahmana yang sebagaimana ditunjukkan telah menanamkan suatu
sistem upacara agama yang pelik. Lebih dari satu tempat, kitab Upanishad
mengutuk nilai-nilai upacara pengorbanan”[6].
Kisah-kisah
kepahlawanan yang terdapat dalam Upanishad mengutuk para pendeta brahmana dan
upacara-upacara mereka yang mengandung istilah tidak menentu. arti harfiah upanisahad ialah duduk dibawah kaki guru untuk
mendengarkan ajarannya.kitab upanishad yang isinya adalah ajaran keagamaan dari
guru.
Konsep-konsep ajaran Upanishad yang dikembangkan dan
filsafat Vedanta dapat dijelaskan sebagai berikut: .Brahman, Atman, Karma, .Samsara
dan Moksa.[7]
a.Brahman
Brahman artinya sebab(material)bagi adanya dunia.Brahmana
ada di dalam segala sesuatu,meskipun wujudnya abstrak.
b.Atman
atman artinya pusat segala fungsi jasmani dan rohani.Pada
diri manusia yang dimaksudkan atman,ialah nafas.Brahman pada alam semesta,ibarat
atman dalam diri manusia.Didalam atman terdapat Brahman.
c.Karma
karma artinya perbuatan.
Umat Hindu percaya pada adanya 'Karma-phala' (Karma: perbuatan,phala;
ganjaran), yaitu adanya perbuatan manusia yang membawa akibat baik atau buruk.
Perbuatan yang baik akan mendapat ganjaran yang baik, perbuatanyang buruk akan
mendapat ganjaran yang buruk. Tetapi pahala kebahagiaanitu tidak selalu cepat
segera dirasakan atau dinikmati, begitu pula setiapperbuatan itu akan
meninggalkan bekas yang nyata atau yang tidak nyata.Bekas-bekas perbuatan ini
dinamakan 'Karma-wasana'. Di dalam kitab Wrhaspati Tattwa, 3, dikatakan yang
artinya sebagai berikut[8]:
'Wasana artinya bahwa
semua perbuatan yang telah dilakukannya didunia ini. Orang akan mengecap akibat
perbuatannya di alam lain, padakelahiran nanti, apakah akibat itu akibat yang
baik atau buruk. Apa saja perbuatan yang dilakukannya, pada akhirnya semuanya
itu akan menghasilkan buah.
d.Samsara
Samsara berulangnya kelahiran manusia. Kemudian umat Hindu percaya pada 'Kelahiran kembali' yang
disebut'Punarbhawa' atau 'Samsara'. Jiwatman atau roh dari: orang mati
tidakselamanya berada di neraka atau di surga, karena ia akan lahir lagi ke
dunia.Bagaimana kelahirannya itu bergantung pada karmawasananya. Kalau jiwa itu
membawa karma yang baik maka ia akan lahir menjadi manusia yang berbahagia.
Sebaliknya jika karmanya buruk maka ia akan lahir menjadi manusia yang
menderita. Kelahiran kembali ini merupakan kesempatan untukmemperbaiki diri.
Orang tidak harus tetap menghuni neraka atau surga. melainkan ia harus
meningkat menLiju Nirbanapada, yaitu Moksa atau. alamkelepasan. Dalam kitab
Sarasamuscaya 4 dikatakan[9]:
'Menjelma menjadi
manusia itu adalah sungguh-sungguh utama.Sebabnya demikian, karena ia dapat
menolong dirinya dari Samsara denganjalan berbuat baik. Demikianlah keuntungan
menjelma menjadi manusia.
e.Moksa
Moksa itu artinya pelepasan.
Inilah tujuan akhir penganut agama Hindu. Apabila arwah manusia telah mencapai
Moksa maka ia tidak lahir kembali ke.muka bumi, karena tidak adasesuatupun yang
mengikatnya. la telah bersatu dengan 'Paramatma', yaitu Atrhan yang tertinggi,
Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widhi. Jadi iatelah 'amoring acintya', yang
artinya lebur dengan Tuhan, masuk ke dalamTuhan. Jadi suatu kebahagiaan 'tan
pawali duka' yang tidak ada persamaannyadi dunia. Oleh karena Tuhan tidak dapat
dipikirkan, maka demikian pula dengan. roh yang telah bersatu ke dalam Tuhan,
tidak lagi dapat dipikirkan.
Dewa-dewa utama yang
dipuja dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) . Tiga
berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu: a. Dewa Brahma, tugas menciptakan
alam semesta b. Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan alam semesta, c. Dewa Syiwa, dewa
yang menguasai kematian atau pelebur.
Terlepas
dari Trinitas yang terdiri dari Brahma, Wishnu, dan Siwa, kaum Hindu juga
percaya dan menyembah banyak dewa atau dewa-dewa alam. Mereka dimaksudkan untuk
membimbing segenap kegiatan.
C. Agama
Budha di India.
Selain
Agama Hindu, di India juga lahir agama Budha. Kelahiran agama Budha ini
merupakan reaksi terhadap agama Hindu dengan adanya ritual melalui kurban.
Dengan adanya kurban itu berarti terjadi pembunuhan terhadap binatang yang
dijadikan upacara. Kelompok masyarakat yang dipelopori oleh Sidharta tidak
setuju dengan kurban itu. Mereka justru menentang adanya kurban dengan sebutan
ahimsa (dilarang membunuh) yang diajarkan mahatma gandi.
Munculnya
agama Budha di India, dipelopori oleh Sidharta Gautama. Yang lahir pada tahun
563-483SM.[10],
beliau putra dari Raja Sudodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu. Mereka
berasal dari suku Suku Sakya, termasuk kasta Ksatria. Ibunya bernama Maya.
Sidharta diramal oleh seorang Brahmana, bahwa kelak akan menjadi pendeta besar
dan termasyhur.
Sidharta
sejak kecil dididik dalam kemewahan istana, tidak diperbolehkan melihat hal-hal
yang tidak menyenangkan. Pada suatu hari tanpa sepengetahuan keluarga istana,
Sidharta berjalan-jalan keluar istana dan melihat kenyataan hidup manusia.
Anak-anak sakit, orang tua yang sakit dan meninggal dunia. Hal ini menjadikan
kecemasan Sidharta, apakah semua orang mengalami seperti ini Jadi hidup adalah
penderitaan.
Sidharta
bertekad untuk menjadi pertapa agar menemukan jawaban dari segala sesuatunya.
Pergi meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan batinnya, menuju ke tengah
hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon dan mendapatkan bodhi, yaitu
semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu dikenal sebagai
pohon Bodhi. Sejak peristiwa pada tahun 531 SM itu, dalam usianya 35 tahun
Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Budha (artinya yang disinari).
Dalam
ajaran Budha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup adalah
samsara. Samsara disebabkan karena adanya hasrat atau nafsu akan kehidupan.
Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas nafsu melalui delapan jalan
(astavidha/astamarga) yaitu[11]
:
a.
Mempunyai pemandangan (ajaran) yang benar.
b. Mempunyai niat atau
sikap yang benar.
c. Berbicara yang
benar.
d. Berbuat atau
bertingkah laku yang benar.
e. Mempunyai
penghidupan yang benar.
f. Berusaha yang
benar.
g. Memperhatikan
hal-hal yang benar dan
h. Bersemedi yang
benar(memusatkan pikiran yang benar).
Kitab
suci agama Budha disebut Tripitaka (tiga keranjang), yang terdiri atas : Winayapitaka,
Sutrantapitaka dan Abdidarmapitaka.
1. Vinaya Pitaka bersangkut paut dengan
disiplin, kerahiban,dan menulis tentang aturan, serta tata cara untuk menguasai
kehidupan sebagai biarawan.
2.Sutta Pitaka adalah
“Keranjang” yang berisi ceramah dan ajaran.
3.AbidharmaPitaka,
yang merupakan “keranjang” selanjutnya berhubu-ngan dengan psikologi, etika.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Pali.
Agama Budha mencapai puncak kejayaannya pada jaman kekuasaan Raja Ashoka (273
–232 SM), di mana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dalam
perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran, yaitu :
a. Budha Mahayana
(kendaraan besar), artinya jika seorang telah dapat mencapai nirwana, hendaklah
memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka).
b. Budha Therawadha
atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), artinya yang penting bagaimana setiap
individu dapat mencapai nirwana bagi diri sendiri (bersifat tertutup).
Para
pengikut Budha juga memiliki tempat-tempat yang mereka sucikan. Tempat-tempat
itu berkaitan dengan sejarah kelahiran dan perkembangan agama Budha.
Tempat-tempat suci agama Budha sebagai berikut :
a. Taman Lumbini di
Kapilawastu, tempat kelahiran Sang Budha. Sang Budha Lahir pada tahun 563 SM.
b. Bodh-Gaya, tempat
Sang Budha mendapat penerangan, kesadaran tinggi atau bodhi.
c. Sarnath di dekat
-Benares, tempat Sang Budha pertama kali memberikan kotbah ajarannya.
d. Kusinagara, tempat
Sang Budha wafat pada tahun 482 SM.
Umat Budha merayakan
Hari Raya Triwaisak, yang merupakan peringatan kelahiran, menerima Budhi dan
wafatnya Sang Budha, pada waktu yang bersamaan dengan saat bulan purnama pada
bulan Mei.
Tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran Budha, sebagai berikut:(1) Sang Budha,
berbakti kepada Sang Budha.(2) Dharma, berbakti kepada ajarannya.(3) Sangha,
berbakti kepada umatnya.
D.Agama
Jainisme
Aliran
Jainisme atau lebih dikenal agama jain didirikan oleh Vardharmana Mahavira pada tahun
546-468 SM seorang ksatria sebagai protes terhadap dominasi social kaum
brahmana atas kaum ksatria dan waisya[12].Jadi
merupakan gerakan protes social,lewat jalur spritural atau kerohanian.Aliran
Jaina melarang menyakiti makhluk lain tetapi menyakiti diri sendiri dapat
dibenarkan.Tujuan utama jain sebutan bagi pengikut Jainisme adalah untuk
memebebaskan jiwa dari semua karma sehingga mencapai pembebasan.Pembebasan rasa
ketersiksaan batin dapat dilakukandengan melakukan Tri Ratna atau Tiga Permata,
yakni iman yang benar,pengetahuan yang benar dan sikap yang benar
Aliran Jaina tidak mengenal adanya sang pencipta dan menolak adanya
upacara-upacara ritual. Oleh sebab itu, banyak peminatnya terdiri dari golongan
pedagang yang tidak memiliki waktu untuk urusanritual dan lebih mementingkan
jalannya usaha. Selain itu, tidak adanya pembagiankasta diminati pula oleh
golongan kasta rendah. Yang lebih menarik pada ajaranJaina adalah menganggap
dunia sebagai sesuatu yang dosa dan jahat sehingga tidak mementingkan hal-hal
yang duniawi, salah satunya adalah penggunaan pakaian yang tidak mementingkan
unsur keindahan atau mode.Semua biksu Jian harus mengambil 5 sumpah : menghindari
kekerasan,berkata jujur,tidak mencuri,kemurnian dan meninggalkan harta benda
Dalam perkembangannya sendiri pendiri agama jain
wafat.Jainisme terpecah menjadi 2 sekte:1.swetambra yaitu memakai baju
putih,dan 2.Digambara yang berpakaian langit atu telanjang.Bagaimanapun
juga,jainisme kurang berkembang di India ,hanya dianut oleh sebagian kecil
penduduk. fikiran aliran ini masih memengaruhi perilaku orang India sekarang
Jaina dan Budha memiliki kesamaan dalam hal larangan atau
dikenal dengan istilah dasasila,di antaranya:(1) jangan membunuh;(2) jangan
mengambil hak orang lain;(3) jangan berzina;(4) jangan berbohong;(5) jangan
minum minuman keras;(6) jangan makan sebelum waktunya;(7) jangan mengunjungi
tempat berfoya-foya;(8) jangan memakai pakaian bagus;(9) jangan tidur di tempat
yang enak;(10) jangan menerima pemberian uang.
D.Agama Sikh
Dalam sejarah agama hindu brahmana,telah muncul tokoh-tokoh
yang membawa aliran perubahan,perubahan ini sebagai tantangan dalam ajaran
agama hindu pada saat itu.perubahan tersebut meliputi:masalah ketuhanan dan
system kemasyarakatan sebagaimana
diketahui, agama hindu brahma menganut sistem kasta, dimana sebagaian manusia
dipandang sangat mulia (brahma, ksatria, dan waisya), sedangkan sebagian lagi
dipandang sangat hina (sudra, paria).Salah satu agama yang muncul adalah
agama sikh,sebelum agama sikh telah muncul lebih dahulu agama Budha dan jaina
yang ingin mengalami perubahan.
Budha
dan Jaina tidak setuju kepada paham brahma yang mengakui banyak tuhan serta
menyembah kepada berhala (walaupun penganut Budha masa kini menyembah patung),
tidak setuju kepada pembelaan derajat manusia yang membagi manusia kepada
berbagai kasta. Syarat utama untuk mencapai nirwana atau moksa ialah agar
setiap orang harus menjadikan dirinya sebagai manusia yang baik, berpikiran
baik, berbuat baik, berkeinginan baik, berbuat baik dengan menekan nafsu,
menjauhkan semua perbuatan yang tidak baik. Untuk mencapai nirwana, tidak mesti
harus terlahir dari kasta brahmana, tapi siapapun dapat mencapainya asal ia
berlaku sebagaimana yang telah disebutkan.
Pada abad ke tujuh masehi (89 H), agama Islam mulai masuk
dan bertapak di negeri india yang dibawa kafilah yang dipimpin oleh Muhammad
bin Qasim[13].
Ajaran Islam menanamkan keyakinan tauhid, meyakinkan bahwa Maha Pencipta alam
Semesta ini adalah zat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa dan tidak ada sekutu
baginya. Disamping itu Islam tidak memandang manusia dari asal keturunannya.
Ajaran Islam ini ternyata membawa pengaruh yang sangat besar kepada masayarakat
India. Pernah timbul di india kerajaan-kerajaan Islam yang cengkramannya kuat,
diantaranya Moghul di Delhi, yang sampai sekarang masih dapat dilihat
bekas-bekasnya.
Sebagian masyarakat India telah menerima ajaran Islam
sebagai agama mereka, sehingga masih terlihat bekasnya hingga sekarang yaitu
berdirinya negara Islam Pakistan dan Banghladesh. Di negara India sendiri,
penduduk yang beragama Islam tidak kurang dari seperlima (mencapai 60.000.000
orang). Diantara mereka yang tertarik dengan ajaran Islam, ada pula yang tidak
mau melepaskan diri dari paham Barahma. Mereka mengakui keesaan Tuhan, mereka
setuju tentang persamaan manusia, tetapi tentang akherat mereka masih tetap
mempercayai Nirwana, yakni akhir tujuan ruh bersatu dengan Tuhan. Sebagai
contoh ajaran Ramanand, yang syair-syairnya telah menjadi inspirasi bagi
terciptanya agama Hindu Sikh.
Agama
Sikh merupakan agama terbesar ke-6 di dunia.Penganut agama sikh disebut
sikhisme. Ada yang mengatakan agama Sikh sebagai cabang dari Agama Hindu.Sebenarnya
agama sikh didirikan agar memperdamaikan agama hindu dengan islam[14]. Didirikan oleh Guru
Nanak pada akhir abad 15 M. Berasal dari daerah antara Pakistan dan Barat Daya
India yaitu Punjab. Punjab berarti tanah dari 5 sungai. Guru Nanak lahir
sebagai Ksatriya (Kasta Ksatria) dalam keluarga Hindu tetapi sangat dipengaruhi
oleh Islam dan Muslim. Agama Sikh bermula di Sultanpur, berhampiran
Amritsar di wilayah Punjab, India. Pengasas agama ini ialah Guru Nanak
(1469-1539), Agama Sikh percaya kepada adanya satu Tuhan dan dipanggil
waheguru. Selepas beliau meninggal dunia, penggantinya juga diberi pangkat
guru. Sebanyak sepuluh guru telah mengambil alih tempat beliau dan secara
perlahan-lahan. Rangkaian ini berakhir pada tahun 1708 selepas kematian Gobind
Singh yang tidak meninggalkan pengganti manusia tetapi meninggalkan satu
himpunan skrip suci yang dipanggil Adi Granth. Skrip ini kemudian diberi nama
Guru Granth Sahib.
Gobind
Singh juga telah menumbuhkan sebuah persatuan "Persaudaraan Khalsa
Sikh" dan memulakan pemakaian seragam untuk lelaki Sikh yang taat kepada
agamanya yang diberi gelaran "Lima K".Sikhisme adalah sebuah agama
monoteistik yang diasaskan mengikut ajaran Guru Nanak dan sembilan orang guru
lain di Punjab, India pada abad ke-15. Agama Sikhisme adalah agama keenam
terbesar di dunia, dengan lebih daripada 23 juta penganut.
a. Konsep Ketuhanan Dalam Agama Sikh
Agama Sikh termasuk ke dalam kelompok agama non-Semitik,
Arya, dan non-Vedic. Meskipun hanya sedikit pengikutnya dibandingkan dengan
agama-agama besar lainnya, agama Sikh menjadi bagian atau cabang dari agama
Hindu. Agama Sikh didirikan oleh Guru Nanak Shahib pada akhir abad kelima
belas. Aga-ma Sikh berasal dari wilayah Pakistan dan India Barat Laut, tepatnya
dari wilayah Punjab, yang dikenal sebagai daerah dengan lima sungai.
Pendiri Agama Sikh Guru Nanak Shahib
berasal dari keluarga kasta Satria namun beliau banyak terpengaruh oleh
pergaulan dengan orang-orang Muslim. Kata ‘Sikh’ diambil dari kata ‘Sisya’ yang
berarti ‘murid’ atau ‘pengikut’. Sebutan bagi penganut sikh adalah
sikhisme.
Berkaitan dengan konsep ketuhanan,
definisi terbaik yang dapat diberikan oleh orang-orang Sikh adalah konsep ‘Mul
Mantra’. Konsep ini menjadi landasan fundamental agama Sikh yang termuat di dalam
bagian permulaan kitab suci agama Sikh yaitu Sri Guru Granth Shahib. Dalam
kitab Sri Guru Granth Shahib volume 1, pasal 1 ayat 1 disebutkan istilah
‘Japoji Mul Mantra’. Ayat tersebut berbunyi “Hanya ada Allah Tuhan Yang Esa”.
Tuhan itu disebut Dadru, ‘Sang Pencipta’, atau ‘Dia yang terbebas dari rasa
takut dan rasa kebencian’, ‘Dia Yang Kekal’, ‘Dia yang tidak dilahirkan’. Agama
Sikh ini secara tegas menyatakan diri sebagai agama mo-notheisme. Dan Tuhan
Yang Maha Kuasa yang tidak tampak wujudnya itu disebut ‘Ek Omkara’, sedangkan
Tuhan yang tampak wujudnya disebut ‘Omkara’.
Guru Granth Shahib memberikan nama-nama
yang beragam kepada bentuk penampakan Tuhan ini (Omkara), atau yang disebut
dengan ‘Kartar’ (Sang Pencipta), ‘Akal’ (Yang Abadi), ‘Satyanama’ (Yang Maha
Suci), ‘Shahib’ (Tuhan), ‘Parvadigar’ (Sang Pemelihara), ‘Rahim’ (Sang
Pengasih), ‘Karim’ (Yang Mulia). Tuhan juga mempunyai gelar lain yang disebut
dengan ‘Wahe Guru’, yang berarti satu Tuhan yang sejati.
Disamping mempercayai ajaran monotheisme,
agama Sikh juga menentang ajaran Avtarvada, yakni konsep titisan (inkarnasi)
Tuhan. Orang-orang Sikh ini meyakini bahwa Tuhan tidak bisa mengambil wujud
berupa manusia. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan bisa melakukan inkarnasi, dan
mereka juga melarang penyembahan-penyembahan terhadap berhala-berhala.
b.Tentang Ajaran Kitab Suci Agama Sikh
Guru
kelima, guru Arjan Dev terkenal karena menyusun Adi Granth, kitab suci agama
Sikh. Kitab suci ini kemudian dideklarasikan menjadi Guru Granth Sahib oleh
Guru Gobind Singh. Kitab suci Guru Granth Sahib ini berisikan ajaran-ajaran
suci dalam bentuk asli yang ditulis oleh para guru sikh sendiri. Di dalam kitab
sucinya berisi ajaran-ajaran agama, syair-syair yang telah dikodifikasikan.
Dan kitab suci agama Sikh adalah Sri
Guru Granth Shahib. Agama Sikh mewajibkan lima hal yang selalu harus ada, yang
dikenal dengan sebutan ‘5K’.
1. Huruf ‘K’yang pertama adalah ‘Kash’ yakni rambut yang
tidak boleh dipotong yang ada pada diri sang guru.
2. Huruf ‘K’ yang kedua adalah ‘Kanga’, yakni sisir yang
dipergunakan untuk merapihkan rambut.
3. Huruf ‘K’ yang ketiga adalah ‘Kadha’, yakni gelang besi
yang diper-gunakan di tangan atau kaki untuk memberikan kekuatan dan daya tahan
diri.
4. Huruf ‘K’ yang keempat adalah ‘Kripan’, pisau belati yang
dipergu-nakan untuk pertahanan diri.
5. Huruf ‘K’ yang kelima adalah ‘Kacha’ yaitu pakaian yang
panjang ke bawah hingga ke batas lutut atau sebatas paha yang dimaksudkan untuk
kelincahan gerak.
Penampakkan dengan ‘5K’ ini menjadi cara atau ciri untuk
mengenali orang-orang Sikh.
C.Tentang Ibadah Dan Tempat Yang
Disucikan
Gurdwara adalah sebuah kuil peribadatan
pemeluk Sikh. Gurdwara di Amritsar, nama resminya Harmandir Sahib, berwarna
emas, bersinar gemilang. Kuil ini terletak di tengah danau berbentuk persegi.
Tanah di sekitarnya berupa lantai pualam. Amritsar semula adalah nama danau.
Amrit Sarovar berarti danau air suci. Kemudian menjadi nama kompleks kuil ini.
Sampai akhirnya, seluruh kota ini dinamai Amritsar. Danau ini begitu suci.
Ratusan umat Sikh mencelupkan diri ke dalam airnya yang sejuk. Ritual mandi ini
bukan sekadar membasuh diri secara badani, tetapi punya juga pembasuhan dan
penyucian jiwa spiritual.
Ada sedikitnya 15 juta penganut agama
Sikh di India. Pria Sikh dikenali dengan mudah dari turban mereka yang
membumbung tinggi. Mereka selalu menutup rambut panjang mereka dengan turban.
Dalam agama Sikh, kesh atau rambut yang terpotong, adalah salah satu simbol
terpenting. Sepanjang apa pun, rambut, jenggot, dan semua bulu yang tubuh di
sekujur tubuh tak boleh dipotong. Kaum pria menyembunyikan rambut panjangnya
dengan rapi di bawah surban mereka. Kaum wanita selain berambut panjang juga
tidak boleh mencukur alis. Rambut punya arti yang penting dalam agama ini. Memasuki
tempat suci ini, semua orang diharuskan untuk menutup rambutnya, boleh dengan
surban, topi, kerudung, atau kain
Di dalam ajaran agama Sikh “Rambut
adalah lambang kesucian yang dianugerahkan Tuhan kepada umat manusia. Tidak
memotong rambut berarti menerima dan mensyukuri apa yang dianugerahkan oleh
Tuhan.” Kuil emas ini terbuka bagi semua orang. Umat dari pelbagai agama,
bahkan yang tidak beragama pun, disambut dengan ramah di sini. Di tempat
sucinyalah dia merasa, hati dipenuhi rasa berserah diri yang sepenuhnya.
d. Tentang Aspek Eskatologi (Hidup
Setelah Mati)
Kepercayaan dalam agama Sikh tentang
hidup setelah mati rupanya ajarannya sama dengan Islam. Adapun perbedaan yang
mendasar didalam ajaran agama Sikh dengan agama Islam adalah tidak adanya kepercayaan
di dalam agama Sikh tentang hari akhir. Mereka masih mempercayai nirwana yang
diajarkan oleh agama Hindu Brahmana.
e. Adat Istiadat Penganut Sikh
Adat istiadat bermula sejak kelahiran
sehingga kematian penganut Sikh. Pemberian hadiah merupakan amalan biasa untuk
menyambut kelahiran bayi. Pemberian nama merupakan upacara penting dan ia
dikenali sebagai Naamkaran. Disini bayi yang baru lahir itu akan diberikan nama
selepas Granthi membaca Ardas. Kemudian kitab mereka Sri Guru Granth Sahib akan
dibuka secara rambang. Bayi itu akan dinamakan mengikut huruf pertama dalam
mukasurat itu. Nama akhir untuk penganut Sikh adalah sama dan berbeda hanya
mengikut jenis kelaminnya yaitu Singh bagi lelaki, manakala perempuan dipanggil
Kaur. Singh bermaksud "Singa" dan Kaur pula bermaksud
"Puteri".
Apabila seseorang remaja lelaki
mencapai umur sebelas hingga enam belas tahun dia akan melalui satu upacara -
pemakaian serban. Upacara yang dipanggil Dastar Bandhni biasanya dilakukan oleh
para agama Sikh dipanggil Granthi atau ketua masyarakat. Bagi seorang Sikh,
perkawinan adalah suci dan mereka percaya pada sistem monogami. Dalam agama
mereka, penceraian adalah mustahil dan tidak dibenarkan. Walaupun begitu,
perceraian masih boleh dilakukan di mahkamah sipil.
Penutup
Kesimpulan:
Di India,sebagian kehidupan
masyarakat India dipengaruhi oleh Agama yang dianut mereka,Dimana agama mereka
mempunyai ajaran-ajaran yang berisi larangan-larangan dan perintah yang harus
dilaksanakan mereka, sehingga ajaran agama mereka menopang dan memandu mereka
dalam kehidupan social mereka.Di terapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari,
bagi setiap penganut agama menjalankan
aturan-aturan yang telah dipercayai mereka dalam agamanya,seperti agama hindu dengan
aturannya,dan begitu pula dengan agama lainnya yang berkembang di India.
Sumber Rujukan
Abu, Suud. 1988. Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa Di Asia
Selatan (Sejak Masa Purba Sampai Masa
Kedatangan Islam). Jakarta: Dedikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
R. C. Majumdar dkk. An Advanced History of India. London: Macmillan & Co LTD. 1958
Suwarno, Dinamika
sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Ombak, 2012)
M.
Hiriyanna, The Essentials of Indian Philosophy (London: George Allen and Unwin
Ltd,
1948).
I Gede Sura, et al, Pelajaran
Agama Hindu, Yayasan Wisma Jakarta, 1987, hlm. 1-8.
Berhanuddin daya”agama sikh”dalam mukhti ali,ed. agama-agama di Dunia(Yogyakarta:IAIN
Sunan Kalijaga,1998)
Agamabesarduniathegreatreligionworld.pdf
Diktat sejarah asia selatan.pdf
[1] Makalah
ini disampaikan pada tanggal 12 September 2015 pada Mata Kuliah Asia Selatan di
ruang Audiovisual
Masa Kedatangan
Islam). Jakarta: DEDIKBUD, DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI,
PROYEK
PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN. 1988. Hlm 37
[5] Ibid hlm.25
Ltd, 1948), h. 18
[13] Hakim,perbandingan
agama,hal.182
[14] Berhanuddin daya”agama
sikh”dalam mukhti ali,ed. agama-agama di Dunia(Yogyakarta:IAIN Sunan
Kalijaga,1998)h.184
Komentar
Posting Komentar